Dolvina Damus: Keberanian Deddy Sitorus Beri Kekuatan Moral bagi Masyarakat Adat

Deddy Sitorus Berikan Bantuan PMI Malinau

MalinauTerkini.com  – Ketua Forum Masyarakat Adat (FOMMA) Kayan Mentarang, Tokoh Adat Dayak Lundayeh sekaligus Ketua Komisi I DPRD Malinau, Dolvina Damus, menilai keberanian anggota DPR RI Deddy Sitorus memberi kekuatan moral bagi masyarakat adat di Kalimantan Utara, termasuk Malinau.

Menurut Dolvina, kiprah Deddy tidak hanya sebatas pembangunan fisik, melainkan menyentuh isu fundamental masyarakat adat dan lingkungan. Hal itu dirasakan langsung oleh komunitas adat di berbagai wilayah Kaltara.

Dolvina mengingat kembali sikap tegas Deddy ketika menyuarakan kasus pencemaran limbah tambang batubara di Malinau. Bagi masyarakat adat, langkah tersebut menjadi penegasan bahwa suara mereka mendapat perhatian di tingkat nasional.

“Beliau berani dan tidak main-main. Sikapnya ini memberi kami kekuatan moral bahwa ada wakil kami di Jakarta yang betul-betul peduli,” ujar Dolvina.

Keberanian Deddy, kata Dolvina, memberi dorongan psikologis bagi masyarakat adat untuk tidak merasa sendiri. Mereka melihat ada representasi yang membela kepentingan lingkungan dan hak adat secara konsisten.

Selain keberanian advokasi, Dolvina juga menilai Deddy menghadirkan solusi nyata dalam bentuk program pemberdayaan. Posisi Deddy di Komisi VI DPR RI membuka jalan masuknya program BUMN ke daerah.

Program tersebut meliputi bantuan modal usaha dari PT PNM serta dukungan sektor pertanian melalui Pupuk Kaltim. Bagi Dolvina, kehadiran program ini menjadi bukti nyata keterhubungan masyarakat dengan pemerintah pusat.

“Pendekatan beliau sangat menyentuh. Ia tidak datang dengan janji kosong, tapi membawa program yang bisa langsung kami manfaatkan,” jelasnya.

Program pemberdayaan itu membuka akses lebih luas bagi pelaku UMKM dan petani di Malinau. Dengan begitu, masyarakat tidak hanya mendapat advokasi, tetapi juga dukungan ekonomi yang dapat memperkuat kemandirian mereka.

Lebih lanjut, Dolvina mengungkapkan peran Deddy dalam merespons kegelisahan masyarakat terkait plang batas lahan. Menurutnya, masalah itu menjadi sorotan serius masyarakat adat di Malinau.

Deddy Sitorus Mendengar permintaan soal HTI

“Tanggal 11 Agustus kemarin Bang Deddy datang membawa staf Kementerian ATR terkait kegelisahan masyarakat karena plang-plang yang dipasang di lahan warga. Sosialisasinya berlangsung di Mahkota dan didampingi pejabat bupati,” tutur Dolvina.

Pada saat bersamaan, Dolvina sedang mengikuti kegiatan bersama Aliansi Masyarakat Sipil di Kalimantan Barat. Meski demikian, ia mengikuti informasi bahwa Deddy turun langsung mendampingi masyarakat.

“Hal itu membuktikan setiap kunjungan dapil maupun reses, Bang Deddy selalu hadir di Kaltara sampai ke wilayah perbatasan,” lanjutnya.

Menurut Dolvina, pola kehadiran itu memperlihatkan komitmen Deddy untuk terus menjangkau masyarakat di akar rumput. Kehadirannya membawa pesan bahwa aspirasi tidak berhenti di ruang rapat, melainkan direspons dengan tindakan.

Ia menambahkan, kiprah Deddy juga memberi rasa aman bagi masyarakat adat ketika menghadapi permasalahan hukum atau kebijakan yang menyangkut tanah adat dan lingkungan. Hal ini menjadi nilai tambah yang jarang dilakukan wakil rakyat.

Dengan kedekatan yang terbangun, Dolvina menilai masyarakat semakin percaya bahwa suara mereka tidak diabaikan. Kepedulian Deddy, katanya, menjadi contoh praktik representasi politik yang sejalan dengan kebutuhan riil masyarakat.

Dalam pandangannya, pendekatan Deddy Sitorus selaras dengan harapan masyarakat adat di Kaltara. Ia tidak membatasi perjuangan hanya pada satu sektor, tetapi menyatukan isu adat, lingkungan, dan ekonomi dalam satu arah.

Dolvina menekankan bahwa keberanian Deddy patut diapresiasi. Tidak hanya karena keberpihakannya, tetapi juga karena konsistensinya menjaga hubungan dengan komunitas adat hingga ke perbatasan.

“Beliau membuktikan bahwa menjadi wakil rakyat berarti hadir di tengah rakyat. Itu yang membuat masyarakat merasa diperhatikan,” pungkas Dolvina.