Long Nawang, Sejarah Bangsa dari Batas Utara Indonesia

Sampul depan buku "Selayang Pandang Tentang Long Nawang" karya Drs. Henoch Merang dan Drs. Gun Kila, M.Si. Tampak gambar monumen tradisional dan ukiran Dayak. Judul buku berwarna kuning dan merah di atas latar abu-abu dan merah marun
Sampul depan buku "Selayang Pandang Tentang Long Nawang", sebuah kajian sejarah peran Long Nawang sebagai pusat pemerintahan di Apau Kayan, Kabupaten Malinau.

MalinauTerkini.com – Membuka lembaran Selayang Pandang Tentang Long Nawang serasa memasuki lorong waktu menuju Apau Kayan tempo dulu. Buku karya Drs. Henoch Merang dan Drs. Gun Kila, M.Si ini menghadirkan kisah panjang Long Nawang, sebuah wilayah yang sejak 14 April 1911 ditetapkan Belanda sebagai pusat pemerintahan di pedalaman Kalimantan Utara.

Sejarah yang kerap terdengar samar kini dituliskan secara runtut. Tokoh-tokoh adat seperti Ajang Ipui, Surang Anye, hingga Lencau Ingan ditampilkan bukan sekadar nama, melainkan sosok yang menghidupkan cerita tentang hukum adat, peperangan antarsuku, hingga dinamika kekuasaan lokal.

Halaman demi halaman membawa pembaca menyusuri babak besar perubahan. Dari masa Hindia Belanda, singkatnya pendudukan Jepang, hingga Apau Kayan resmi menjadi bagian dari Republik Indonesia. Proses panjang itu dituturkan dengan bahasa yang sederhana, membuat sejarah yang kompleks terasa dekat dan mudah dipahami.

Kekuatan buku ini terletak pada keberanian mengangkat detail-detail yang sering luput. Kisah perang, dinamika sosial, hingga proses pemekaran kecamatan menjadi mozaik yang memperlihatkan betapa panjang perjalanan wilayah pedalaman ini hingga kini dikenal sebagai bagian penting Kabupaten Malinau.

Di tengah minimnya literatur tentang sejarah lokal, karya ini hadir sebagai oase. Bagi putra-putri Apau Kayan, buku ini adalah cermin identitas. Bagi masyarakat Malinau, ia menjadi pengingat tentang akar kebersamaan. Sedangkan bagi generasi muda, buku ini berfungsi sebagai referensi primer yang memperkaya pengetahuan sekaligus menumbuhkan kebanggaan.

Para penulis dengan rendah hati menyebut karyanya sebagai “stimulus” bagi generasi berikut untuk menulis sejarah Apau Kayan dengan lebih lengkap. Kerendahan hati itu justru menguatkan nilai buku ini: bukan sebagai penutup, melainkan sebagai undangan agar sejarah lokal terus digali dan dilestarikan.

Menuntaskan bacaan ini menghadirkan kesadaran bahwa masa depan Malinau tidak akan kokoh tanpa pijakan sejarah yang kuat. Selayang Pandang Tentang Long Nawang pun layak disebut bukan hanya sebagai bacaan, melainkan sebagai warisan intelektual yang patut dijaga.

Sampul belakang buku "Selayang Pandang Tentang Long Nawang". berisi sinopsis singkat buku, kutipan ulasan, atau informasi tentang penulis dan penerbit.
Bagian belakang buku “Selayang Pandang Tentang Long Nawang

Identitas Buku

Judul: Selayang Pandang Tentang Long Nawang – Sebagai Pusat Pemerintahan Wilayah Apau Kayan
Penulis: Drs. Henoch Merang & Drs. Gun Kila, M.Si
ISBN: 979-3494-54-9
Penerbit: KaryaMedia
Tebal: 111 halaman

Penulis: Maya

Pos terkait