MalinauTerkini.com – Perayaan Irau Malinau ke-11 akan dibuka 7 Oktober 2025 dan menjadi momen penting bagi perajin lokal.
Agenda budaya dua tahunan ini tidak hanya sarana pelestarian tradisi, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi pelaku usaha mikro.
Perajin dari wilayah perbatasan berbondong-bondong ke Malinau, menempuh perjalanan jauh untuk memanfaatkan panggung promosi langka tersebut.
Marsiti Merang, perajin asal Bahau Hulu, menuturkan telah menyiapkan lebih dari 20 unit saung khas Dayak Kenyah untuk Irau.
Selain saung, ia juga menghadirkan anyaman berupa tas, topi, dan gelang dengan motif khas suku Dayak.
“Saung ini dibuat dengan motif Lepu’ Ke, Lepu’ Ma’ut, dan Uma’ Lung. Prosesnya bisa sebulan penuh dari bambu hingga pengeringan,” jelas Marsiti.
Produk yang dipasarkan dipatok dengan harga Rp 250 ribu hingga Rp 1 juta, tergantung ukuran dan motif yang digunakan.
Menurut Marsiti, event Irau selalu menjadi saat terbaik menjual produk karena tingkat permintaan meningkat signifikan.
Hal senada disampaikan Ubung Anem, perajin lain yang memanfaatkan penjualan untuk kebutuhan rumah tangga dan pendidikan anak.

“Kalau ada irau, penjualan jauh lebih baik. Kami bisa berjualan langsung dan berharap pengunjung ramai membeli,” ungkapnya.
Panitia Irau menyiapkan ratusan lapak untuk 500 pelaku usaha lokal, mulai dari kerajinan, kuliner, hingga produk pertanian khas Malinau.
Selain itu, panggung budaya menampilkan seni lintas etnis yang memperkuat identitas daerah dan menarik perhatian wisatawan.
Masyarakat berharap kehadiran Irau tidak hanya meriah, tetapi juga mampu mendongkrak ekonomi lokal dan memperluas pasar produk Malinau.
(Maya)






