Irau Malinau ke-11, Momen Kreasi Kerajinan Batik Karya Eldawati

perajin Rumah produksi, Pinungoh Langsat Lisumali asal Desa Salap Malinau Utara

MalinauTerkini.com – Pinungoh Langsat Lisumali, rumah produksi batik milik Eldawati asal Desa Salap, Malinau Utara, semakin dikenal masyarakat. Momentum perhelatan Irau Malinau menjadi berkah tersendiri dengan lonjakan pesanan hingga dua kali lipat, Kamis (25/9/2025).

Bermula dari dua helai kain, Eldawati kini berhasil mengembangkan usaha batik yang telah memiliki merek dagang resmi. Keberanian banting setir dari ladang ke kerajinan membuatnya bertransformasi menjadi penggerak ekonomi lokal.

Sebelum menekuni batik, kesehariannya dihabiskan di kebun dengan kondisi ekonomi terbatas. Ia mengaku dulu sering berutang kebutuhan pokok, termasuk garam, kepada tetangga.

“Sekarang syukur, lumayanlah pendapatan. Dulu ibaratnya harus pas-pasan sekarang sudah tidak lagi,” ucap Eldawati.

Perubahan besar itu berawal saat dirinya mengikuti pelatihan batik pada 2021. DIa bertemu pelatih batik Betty dari Pulau Sapi, serta Ketua Dekranasda Malinau, Maylenty, yang memberi dorongan berharga.

Meski sempat ragu karena keterbatasan modal, Eldawati mendapat pesan sederhana dari mentornya. “Jangan pikir modal besar. Beli kain dua lembar, warna dua macam, lalu kerjakan,” kenangnya.

Camat Malinau Utara, Nopis Muhramshah ishak bersama perajin Rumah produksi, Pinungoh Langsat Lisumali asal Desa Salap Malinau Utara

Usahanya perlahan berkembang. Peran Dekranasda Malinau turut mendorong pemasaran karya batiknya, terutama lewat kegiatan pemberdayaan ibu rumah tangga.

Bacaan Lainnya

Kini, rumah produksinya tak hanya menopang ekonomi keluarga, tetapi juga membuka lapangan kerja bagi enam ibu rumah tangga sekitar dengan sistem bagi hasil.

Momentum Irau membuat produk batiknya semakin dikenal. Ke depan, Eldawati mendapat kepercayaan menggarap Batik Kemilau yang digadang menjadi ikon Malinau Utara dengan motif enam etnis.

“Permintaan batik naik pesat saat Irau. Itu kesempatan terbaik memperkenalkan karya kita,” ujarnya.

Berkat ketekunan dan keberanian memulai dari nol, Eldawati membuktikan batik Malinau mampu bersaing dan mengangkat identitas lokal di panggung yang lebih luas.

(Maya)

Pos terkait