MalinauTerkini.com – Juni menjadi bulan sarat sejarah bangsa karena di dalamnya terpatri jejak penting Ir. Soekarno—sang proklamator dan Presiden pertama RI.
Tiga momentum utama yang terjadi di bulan ini, yakni lahirnya Pancasila, kelahiran Bung Karno, dan hari wafatnya, menjadikan Juni sebagai ruang perenungan ideologis.
Bagi masyarakat di wilayah terluar, seperti halnya Malinau, momen ini menjadi pengingat pentingnya merawat jati diri bangsa di kawasan strategis perbatasan.
Politisi Perempuan PDIP sekaligus Ketua Fraksi PDIP DPRD Malinau, Dolvina Damus menegaskan pentingnya meneladani semangat pengabdian Bung Karno dalam menjawab tantangan pembangunan daerah perbatasan seperti Malinau. Jiwa pengabdian Bung Karno, katanya, menjadi landasan kuat dalam membangun daerah terpencil.
“Tanpa pengabdian, saya bukan siapa-siapa. Tapi dengan pengabdian, hidup saya bermakna,” kutip Dolvina dari pesan Bung Karno.
Ia menyebut pengabdian tulus menjadi kekuatan utama Bung Karno dalam memperjuangkan Indonesia merdeka.
Menurutnya, semangat serupa harus diterapkan oleh para pelayan publik di untuk mengukuhkan martabat bangsa di Beranda NKRI,termasuk Malinau.
Dengan tantangan geografis dan keterbatasan akses, pengabdian yang ikhlas menjadi kunci untuk meningkatkan pelayanan dasar, seperti pendidikan dan kesehatan.
Ia menyoroti pentingnya gotong royong dan nasionalisme dalam menjawab kesenjangan antarwilayah di Malinau.
“Setiap usaha kecil, entah itu guru di pedalaman atau petugas kesehatan di desa, adalah bagian dari pengabdian untuk bangsa. Ini menjadi Modal utama bangsa yang diwariskan melalui Visi Trisakti,” ujarnya.
Sebagai daerah perbatasan, Malinau juga menjadi etalase wajah Indonesia.
Karena itu, Dolvina menilai nilai-nilai kebangsaan dan pengabdian Bung Karno perlu ditanamkan kepada generasi muda Malinau.
“Kita ingin generasi muda tidak hanya cakap secara akademik, tapi juga memiliki semangat juang dan cinta tanah air,” kata Dolvina.
Bulan Bung Karno adalah semangat yang terus berkobar hidup di tengah masyarakatsebagai fondasi menuju daerah yang berdaulat, adil, dan berkepribadian.
(MT1)