MalinauTerkini.com – Di balik gemerlap perayaan Irau Malinau ke-11, Malinau Utara menyiapkan kejutan kreatif:
Batik Kemilau. Karya ini mengangkat motif dari enam etnis lokal, sekaligus menjadi wadah pemberdayaan perajin, Rabu (24/9/2025).
Batik Kemilau akronim dari Kecamatan Malinau Utara lahir dari kolaborasi pemerintah kecamatan dan perajin lokal.
Motifnya memadukan Etnis Tidung, Abai, Punan, Lundayeh, Tahol, dan Tinggalan, menjadikan setiap helai kain sebagai simbol persatuan budaya.
Camat Malinau Utara, Nopis Muhramsyah Ishak, menyebut batik ini dirancang bukan sekadar pakaian, melainkan identitas daerah yang memperkuat budaya sekaligus ekonomi kreatif.
“Setiap motif bercerita tentang enam etnis di Malinau Utara. Batik ini bukan hanya indah, tapi juga memberi peluang bagi perajin lokal berkembang,” ujar Nopis.
Rumah produksi, Pinungoh Langsat Lisumali, Elda perajin dari Desa Salap, menjadi salah satu pelaku yang merancang Batik Kemilau. Dia menekankan proses batik tulis dan cap dilakukan dengan teknik tradisional agar nilai budaya tetap terjaga.
Peluncuran Batik Kemilau akan disertai peragaan busana khas daerah pada pembukaan Irau. Perajin lokal akan tampil langsung, memperkenalkan karya mereka ke pengunjung, sekaligus memacu antusiasme masyarakat terhadap produk lokal.
Program ini juga menunjukkan strategi Malinau Utara dalam menggabungkan budaya dan ekonomi kreatif. Batik Kemilau diharapkan menjadi ikon baru yang menarik wisatawan dan mendukung pertumbuhan UMKM.
“Setiap helai batik dari tangan perajin lokal adalah simbol inovasi dan kebanggaan daerah. Ini membuka ruang bagi ekonomi kreatif berkembang,” tambah Nopis.
Keberadaan Batik Kemilau juga diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda. Kreativitas lintas budaya bisa menjadi kekuatan ekonomi sekaligus memperkuat identitas daerah.
Dengan Batik Kemilau, Malinau Utara menghadirkan lebih dari sekadar kain. Ia menjadi simbol persatuan, inovasi, dan peluang ekonomi di tengah gemerlap Irau Malinau.
(Maya)

Maya adalah jurnalis MalinauTerkini.com yang meliput isu-isu pemerintahan, kecelakaan lalu lintas, layanan publik, dan dinamika sosial masyarakat di Malinau, Kalimantan Utara. Sejak bergabung pada 2022, ia aktif melakukan peliputan langsung dari lapangan dan menyajikan laporan yang akurat serta terverifikasi.




