MalinauTerkini.com – Gelisah melihat maraknya kasus narkoba di Kalimantan Utara, Komunitas Ruang Muda Malinau bersama sejumlah organisasi kepemudaan menggelar dialog lintas komunitas bertajuk “Dari Tepi Menjaga Negeri”, Kamis (31/07/2025) malam.
Kegiatan ini berlangsung hangat di Altri Caffe & Resto, Jl. Raja Alam, Malinau Kota.
Puluhan peserta hadir mewakili GMKI Komisariat Malinau, Pemuda Katolik, GP Ansor, BEM Politeknik Malinau, hingga aktivis muda lainnya.
Dialog ini menjadi ruang refleksi bersama terkait peran pemuda dalam mencegah penyalahgunaan narkoba, khususnya di kawasan perbatasan yang rentan dijadikan jalur peredaran barang haram.
Meningkatnya Kasus Narkoba di Kaltara Jadi Alarm Serius
Koordinator Komunitas Ruang Muda Malinau, Julian Justinus, menegaskan bahwa kegiatan ini dilandasi oleh keprihatinan mendalam terhadap tingginya pengungkapan kasus narkoba di Kalimantan Utara, termasuk indikasi keterlibatan oknum aparat keamanan.
“Ini bukan lagi masalah biasa. Dalam Juli 2025 saja, Polda Kaltara mengungkap empat kasus besar dengan total barang bukti 21,3 kilogram sabu. Di Malinau sendiri, hampir 1 kg sabu berhasil digagalkan tim gabungan. Ini alarm serius,” tegas Julian.
Tak Sekadar Diskusi, Tapi Menyalakan Kesadaran Kolektif
Dalam sesi diskusi, GP Ansor Malinau menyuarakan tantangan keberanian dalam pelaporan kasus narkoba. Sekretaris PC GP Ansor, Biru Asrori, menyebut keberanian melaporkan pengguna narkoba dalam lingkup organisasi sendiri masih menjadi hal yang berat.
“Tantangannya besar, apalagi jika yang terlibat adalah rekan atau bahkan anggota instansi tertentu. Tapi kita tak bisa diam. Pemuda harus berani bersatu dan bertindak,” ucap Biru.
Kritik Soal Ketimpangan Pembangunan Wilayah Perbatasan
Sementara itu, Ketua GMKI Komisariat Malinau, Bryan, menyoroti minimnya perhatian pemerintah terhadap masyarakat di wilayah perbatasan. Ia menyebut akses infrastruktur, transportasi, hingga telekomunikasi yang masih terbatas turut memperburuk kerentanan sosial.
“Faktanya, banyak warga masih tergantung pada Malaysia untuk bahan pokok karena lebih murah. Ini tanda kita belum benar-benar hadir di perbatasan,” ungkap Bryan.
Ia menilai pemuda harus menyuarakan ketimpangan tersebut agar jadi prioritas pembangunan, sekaligus memperkuat benteng sosial terhadap bahaya narkoba dan kriminalitas lintas batas.

Perlunya Edukasi Internal dan Konsolidasi Organisasi
Mewakili Pemuda Katolik Malinau, Willibaldus Luruk menekankan pentingnya edukasi internal dalam organisasi sebagai langkah pencegahan terhadap penyalahgunaan narkoba, judi online, dan minuman keras.
“Harus ada pendekatan yang intens dan terus-menerus kepada anggota. Jangan biarkan organisasi hanya jadi formalitas tanpa nilai,” ujar Willibaldus.
Ia juga mengusulkan konsolidasi lintas organisasi untuk menekan potensi anggota terjerumus ke dalam praktik menyimpang.
Ajak Bersatu: Gerakan Nyata dari Pinggiran Negeri
Menutup diskusi, Julian Justinus mengajak seluruh peserta untuk membangun gerakan bersama yang berkelanjutan.
“Perlawanan terhadap narkoba tak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Kita butuh kebersamaan lintas organisasi. Pemuda Malinau harus jadi pelopor perubahan,” pungkasnya.
Diskusi ini bukan hanya simbol perlawanan, melainkan langkah awal membangun kesadaran kolektif untuk menjaga perbatasan dari ancaman narkotika dan masalah sosial lainnya.
(Maya)

Maya adalah jurnalis MalinauTerkini.com yang meliput isu-isu pemerintahan, kecelakaan lalu lintas, layanan publik, dan dinamika sosial masyarakat di Malinau, Kalimantan Utara. Sejak bergabung pada 2022, ia aktif melakukan peliputan langsung dari lapangan dan menyajikan laporan yang akurat serta terverifikasi.




