MalinauTerkini.com – Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM) kembali membuktikan kekayaan hayatinya dengan terekamnya satwa langka (Argusianus argus) melalui camera trap.
Penemuan ini terjadi di wilayah Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I Long Bawan dan Wilayah II Long Alango, hasil kerja Ashari Wicaksono, Polisi Kehutanan Balai TN Kayan Mentarang,
Kuau Raja termasuk spesies rentan (Vulnerable) menurut IUCN Red List dan dilindungi di Indonesia berdasarkan Peraturan Menteri LHK No. P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018 serta PP No. 7 Tahun 1999. Burung ini juga tercantum dalam Apendiks II CITES.

Dok Balai Taman Nasional Kayan Mentarang untuk MalinauTerkini.com
Ciri Khas Kuau Raja
Kuau Raja hidup di hutan hujan tropis Asia Tenggara, termasuk Sumatera, Kalimantan, Malaysia, Thailand, Myanmar, dan Brunei.
Habitat utamanya hutan primer hingga ketinggian 1.500 mdpl.
Ciri khasnya:
Bulu coklat kemerahan berhiaskan oceli (bulatan menyerupai mata) yang sangat mencolok saat jantan memamerkan bulu ekor dan sayapnya seperti kipas.
Jantan dewasa panjang total 120–200 cm (termasuk dua helai bulu ekor hingga 1 meter), bobot hingga 10 kg.
Betina lebih kecil (60–75 cm), bulu lebih sederhana.
Nama ilmiah Argusianus argus (diberikan Carolus Linnaeus) merujuk pada raksasa bermata seratus dalam mitologi Yunani, sehingga dalam bahasa Inggris disebut Great Argus.
Suara khas “ku-wau” atau “kuwwaaaiii…” yang menggema jauh, sehingga masyarakat adat Kalimantan Utara menyebutnya “Burung Kuwai”.

Burung ini tidak pandai terbang jauh, namun sangat lincah berlari dan melompat antar dahan. Penciuman serta pendengarannya tajam, membuatnya sulit ditangkap. Makanan utama: buah jatuh, biji, siput, semut, dan serangga. Jantan bersifat soliter, teritorial, dan poligini.
Rincian morfologi serta perilaku burung ini telah dipublikasikan dalam artikel “Kuau Raja, Sang Raja dengan Seratus Mata” di Mongabay Indonesia.
Penemuan Sang Great Argus di Taman Nasional Kayan Mentarang
Kuau Raja terancam oleh perburuan (bulu dan daging) serta kerusakan habitat akibat deforestasi dan alih fungsi lahan.
Seno Pramudito, Kepala Balai Taman Nasional Kayan Mentarang, menyatakan bahwa penemuan ini menegaskan kondisi ekosistem TNKM masih sangat terjaga.
“Kami beserta tim dan stakeholder teknis terkait akan terus melakukan survey dan penelitian untuk menggali potensi-potensi SDA yang berada di dalam Kawasan TNKM serta bersama-sama mengajak masyarakat untuk melestarikannya,” ujar Seno.

Ia menambahkan, “Prilaku bersih dan gagah dari burung kuau ini juga menjadi inspirasi bagi budaya masyarakat adat di kawasan penyangga TN Kayan Mentarang, sehingga burung kuau perlu dilestarikan bersama untuk menjadi ciri khas kawasan yang selaras dengan budaya masyarakat.”
Keberadaan Kuau Raja di TNKM menjadi bukti nyata bahwa hutan Kayan Mentarang masih menjadi rumah yang aman bagi satwa langka dan menjadi pengingat pentingnya menjaga kelestarian hutan Borneo.
Penulis: Maya

Maya adalah jurnalis MalinauTerkini.com yang meliput isu-isu pemerintahan, kecelakaan lalu lintas, layanan publik, dan dinamika sosial masyarakat di Malinau, Kalimantan Utara. Sejak bergabung pada 2022, ia aktif melakukan peliputan langsung dari lapangan dan menyajikan laporan yang akurat serta terverifikasi.




